![]() |
Pada bayi yang terkena batuk 100
hari, perlu perhatian lebih, karena penyakit dapat menjadi sangat parah bahkan
bisa menyebabkan kematian.(Foto:Ilustrasi)
|
ACS -Mengalami batuk rejan yang juga
dikenal dengan istilah batuk 100 hari tentu membuat kita tak nyaman. Karena
bisa berlangsung dalam waktu lama bahkan berbulan-bulan, batuk bertubi-tubi
bisa menganggu berbagai aktivitas kita sehari-hari. Mari kita lebih mengenal
batuk yang disebabkan bakteri Bordetella pertussis ini beserta cara
penanganannya.
Batuk jenis ini bukanlah batuk
biasa seperti yang sering kita alami. Batuk biasa dapat sembuh dalam 3-4 hari,
sementara batuk ini dapat berlangsung
lama (dahulu bisa sampai 100 hari tanpa antibiotik yang adekuat, maka disebut
dengan nama batuk 100 hari), bahkan dapat pula menyebabkan kematian terutama
jika menyerang anak bayi yang berusia dibawah 6 bulan.
Salah satu praktisi kesehatan di
Kota Bogor, dr Samuel mengatakan, Batuk 100 hari disebabkan oleh kuman yang
bernama Bordetella pertussis. Kuman ini dapat menyebar dari satu orang ke orang
yang lain melalui kontak udara atau melalui barang-barang yang telah
terkontaminasi. “Ketika orang yang menderita batuk 100 hari mengalami bersin
atau batuk, maka ribuan kuman akan tersebar ke lingkungan sekitar. Itulah mengapa
penyakit ini sangat menular,” ujarnya.
Gejala muncul sekitar 5-21 hari
setelah seseorang pertama kali terpapar kuman ini, namun umumnya antara 7-10
hari. Pada awal penyakit, gejalanya seperti flu biasa, bisa berupa pilek
(hidung berair), tenggorokan terasa kering, dan disertai demam. Biasanya lendir
yang dihasilkan jumlahnya sangat banyak (produktif).
Saat setelah muncul gejala-gejala
tersebut, penderita dapat menulari orang lain sampai sekitar 2 minggu
berikutnya. “Karena sangat menular atau infeksius, maka penderita sebaiknya
diisolasi dna menghindari kontak dengan orang lain termasuk anggota keluarga,”
papar dr. Samuel.
Namun, jika memang anak-anak
terkena batuk 100 hari, maka perlu mendapatkan pemantauan khusus, pada
anak-anak yang berusia kurang dari tiga tahun, perlu diberikan oksigen
pernapasan karena seringkali napas terhenti akibat batuk yang berkepanjangan.
Buat anak senyaman mungkin untuk bernafas.
Biasanya posisi paling nyaman
jika anak ada dalam keadaan duduk. Bersihkan lendir dan muntahan pada saat
batuk. “Hal ini dimaksudkan agar lendir atau muntahan itu tidak masuk ke dalam
paru. Penanganan lainnya adalah dengan pemberian antibotik, terapi cairan, dan
obat golongan sedatif yang adekuat,” terangnya
0 comments:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.