![]() |
Dalam kurun waktu 3 tahun
belakangan industri perhotelan di kota bogor terus berkembang. (Foto:Istimewa)
|
ACS -Pariwisata memiliki peran penting
karena bisa menjadi sektor andalan dalam pertumbuhan ekonomi, pendapatan daerah, dan penghasil
devisa negara. Sektor ini diyakini mampu memberdayakan masyarakat karena bisa
membuka lapangan kerja dan kesempatan berusaha masyarakat Indonesia yang saat
ini semakin ketat.
Wakil Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, menyatakan pertumbuhan industri pariwisata di
Indonesia tahun 2014 mencapai 9,39 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Seperti
yang dikutip dari www.tempo.com, angka tersebut di
atas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen. "Kami sangat
optimistis dengan perkembangan bisnis pariwisata Indonesia," ujar Sapta.
Di sisi lain, Industri perhotelan atau
akomodasi merupakan bagian dari pariwisata yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa
kegiatan kepariwisataan, usaha perhotelan akan lumpuh. Sebaliknya pariwisata
tanpa sarana akomodasi merupakan suatu hal yang tidak mungkin. Karena itu, sejalan dengan peningkatan bisnis Pariwisata, denyut
perkembangan bisnis penunjang industri pariwisata seperti bisnis akomodasi tentu akan mengalami peningkatan. Khususnya
di Kota Bogor.
Hal itu bisa terlihat dari
beberapa indikator, selain bertumbuhnya tingkat hunian dan tarif kamar, juga
bertambahnya jumlah hotel baik yang tengah dikembangkan maupun sudah beroperasi
di Kota Bogor. Bahkan, Kota
yang akrab disapa Kota Hujan
ini dinilai menarik bagi
pengguna jasa perhotelan untuk kepentingan rapat dan konvensi, ataupun liburan.
Perbaikan Infrastruktur Membaik
Kondisi lonjakan turis yang mengunjungi Bogor dan
memicu tingginya tingkat hunian hotel di kota hujan tersebut
mencerminkan begitu besarnya
potensi pasar perhotelan di Bogor. Terlebih lagi, seiring makin membaik perbaikan infrastruktur,
seperti pembangunan jalan tol Bogor Outer Ring Road yang meniupkan angin segar
bagi perkembangan hotel di Bogor.
Bertambahnya akses keluar masuk Bogor bukan hanya
mendorong maraknya hotel baru, tetapi juga mendongkrak okupansi. Beberapa tahun
lalu, rata-rata hotel di Bogor harus
cukup puas dengan okupansi 60 persen, kini sudah dapat mencapai rata-rata 65-70
persen dengan semakin
meningkatkan potensi yang ada.
Namun tentu saja, potensi ini harus
dikendalikan agar tidak merusak identitas Bogor sebagai kota pusaka. Walikota
Bogor, Bima Arya Sugiarto pun mengakui tingkat okupansi hotel di Kota Bogor
semakin meningkat. "Kalau dari Senin-Jumat saja ruang rapat di tiap hotel
banyak dipesan." Kendati begitu, bukan berarti pengusaha seenaknya
mendirikan hotel.
"Banyak pengusaha yang ingin masuk ke
Bogor. Tapi saya bilang pembangunan harus sesuai RTRW," katanya. Sebab,
fokus pemerintahannyaadalah pembenahan tata ruang.
Gambaran yang terlihat pada dinamika
kontribusi sektor usaha hotel di
tahun 2014 ini sedikit banyak telah mencerminkan adanya peningkatan aktivitas investasi
pada sektor tersebut. Dengan laju pertumbuhan penduduk cukup tinggi dan adanya
peningkatan daya beli masyarakat, maka sektor-sektor usaha tersebut masih berpotensi sebagai ladang
berinvestasi di Kota Bogor.
Di samping itu, kian menjamurnya bisnis
perhotelan di kota
Bogor tentunya membuat para pelancong tidak akan kesulitan dalam mencari
pilihan hotel berbintang. Tinggal menentukan hotel mana yang sesuai dengan
keperluan, apakah untuk melakukan perjalanan bulan madu yang romantis, liburan keluaraga, bisnis, ataupun guna memenuhi keperluan akan MICE
(meeting, incentive, convention, event).
Menjamurnya Bisnis Hotel Dipicu Tingginya Permintaan Mice
Seiring berjalannya waktu, bisnis perhotelan
telah banyak mengalami perubahan. Saat ini yang tengah berkembang pesat di Kota
Bogor adalah industri Meeting, Incentives, Convention and Exhibition (MICE).
Mengacu pada hotel Salak sebagai pelopor
pertama keberadaan hotel di kota Bogor. Restyana Karina, PR and Promotion
Assistant Manager Hotel Salak Bogor, mengatakan bahwa selama beroperasi, Hotel
Salak selalu berupaya untuk meningkatkan aktivitas MICE dan terus mempromosikan
Kota Bogor sebagai kota tujuan aktivitas MICE. Seperti halnya di dunia
internasional Geneva sebagai kota tujuan MICE internasional.
“Hotel
Salak sendiri selalu berusaha memberikan
pelayanan dan fasilitas yang terbaik kepada para tamu. Dengan memiliki ciri
khas heritage yang selalu dipertahankan dengan segmen MICE Hotel and Family.”
Tutur Resty.
Tidak hanya Hotel Salak. hotel berbintang lainnya
yang tersebar di Kota Bogor kerap menjadi tempat penyelenggaraan rapat dalam
skala besar maupun kecil. Mulai dari konferensi sampai beragam acara resmi
instansi pemerintah maupun swasta. Jaraknya yang dekat namun memberikan suasana
yang berbeda dari kota Jakarta, membuat perusahaan-perusahaan memilih kota ini
sebagai tempat mengadakan acara kantor.
Seperti halnya Padjadjaran Suites Hotel &
Conference yang merupakan hotel Bintang 4 dan terletak di jalan utama Kota Bogor. Dengan
total kamar sebanyak 119 kamar dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang
kegiatan bisnis seperti 1 ballroom dan 10 meeting room, business center, dan
free wifi di semua area hotel, guna memanjakan pengunjung hotelnya yang kebanyakan
dari kalangan bisnis.
Keinginan menjajal Hotel Baru
Berbicara mengenai maraknya pembangunan hotel
guna memenuhi aktivitas MICE di Bogor belakangan ini. Dyah Annisa Kusumaningrum
selaku Corporate Public Relations padjajaran Suites Hotel, mengatakan bahwa setiap
lokasi di kota Bogor memiliki target pasar masing-masing. Bahkan, hadirnya
hotel baru dapat memacu hotel yang sudah lebih dulu eksis untuk semakin
memperbaiki diri. Baik dari sisi fasilitas maupun pelayanan yang notabene
menjadi core business sebuah hotel.
Wanita yang akrab disapa Ninis ini juga
mengatakan bahwa hal yang biasa apabila tamu terkadang ingin menjajal hotel
baru. “Namun apabila hotel lama dapat menunjukkan kelebihannya (baik dari segi
fasilitas maupun pelayanan), tamu tersebut pasti akan kembali lagi. Yang harus
dijaga adalah persaingan sehat sehingga tidak terjadi perang tarif.” Ujarnya.
Hal tersebut diamini oleh Irina
Adelia Kusuma, Execuitve Secretary Hotel Santika Bogor. Menurutnya Pepatah
“Kualitas yang berbicara” mungkin dapat diterapkan. “Ketika customer merasa puas dengan fasilitas dan pelayanan
yang didapat, maka harga tidak akan menjadi kendala yang begitu berarti. Inilah
yang harus disiasati ditengah menjamurnya berbagai hotel baru di kota Bogor.
Kami tetap memiliki standar pelayanan yang sesuai dengan harga yang kami
tawarkan.” terangnya.
Irina mengakui, tahun 2014 akan
menjadi tahun yang penuh tantangan dan persaingan bagi industry perhotelan di
Kota Bogor menyikapi kemunculan berbagai pesaing baru. Namun, hotel Santika yang
terletak di Botani Square, mal terbesar dan paling komprehensif serta terletak
tepat di seberang Bogor Botanical Gardens ini tetap berusaha untuk menjaga dan
meningkatkan kualitas pelayanan dengan tetap mengusung kekhasan tradisional
dalam setiap pelayanan terhadap customer.
“Mengusung segmen MICE, hotel
kami mampu bersaing di tengah persaingan hotel-hotel di kota Bogor, ditambah
dengan kemunculan beberapa Hotel Baru di industri ini. Kembali menawarkan
keunggulan-keunggulan seperti akses yang mudah, dan lokasi yang strategis di
pusat kota mejadikan Hotel Kami sebaagi tujuan utama para wisatawan di akhir
pekan.” Tungkasnya
Lakukan Pengembangan Guna Menjawab Tingginya Kebutuhan
Selain itu, agar dapat menjawab
tingginya kebutuhan MICE serta memenuhi kebutuhan akan tingkat hunian hotel di
Bogor yang cukup tinggi baik di hari weekday ataupun weekend, belakangan banyak
pengelola mulai mengintegrasikan seluruh potensi yang ada di hotel ataupun
melakukan pengembangan agar dapat menjawab kebutuhan para wisatawan lebih
optimal.
Hal inilah yang ditangkap oleh
managemen PT Lor International Hotel yang mendirikan Lorin Hotel Sentul. Memiliki
kamar sejumlah 145 kamar dan 7 ruang meeting dengan tingkat occupancy rata –
rata mencapai 82% setiap harinya juga
dengan tingkat permintaan ruang kamar dan meeting yang besar dari tamu maka pihak manajemen
Lorin Sentul Hotel bersepakat untuk memberikan fasilitas tambahan bagi para
tamu.
Seperti yang dilansir dari www.morenosoeprapto.com,
Hotel lorin Sentul tengah melakukan pengembangan baik dari segi kamar maupun ruang
pertemuan dengan menambahkan 201 kamar dan 4 ruang meeting disertai ballroom
yang berkapasitas 800 orang guna menjawab tingginya kebutuhan para wisatawan.
Tinton Soeprapto selaku Komisaris
Utama PT. Hotel Sarana Sirkuitindo mengatakan, “Pengembangan Lorin Sentul bukan
semata mata aksi sok sok an atau ikut ikutan trend Hotel saat ini, melainkan
memang memiliki permintaan pasar yang jelas dan meningkat sesuai dengan
kebutuhan masyarakat” Tandasnya.
0 comments:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.