Lenny menerapkan sulaman motif tenun di Indonesia Fashion Week 2015. Untuk rancangannya kali ini, Lenny menggunakan tema Borneo off Beat. (Foto:Istimewa)

Keindahan motif kain tradisional Indonesia kian memikat para desainer dalam negeri. Karena sentuhan tradisional yang pas ditambahkan dengan motif modern akan menambah nilai jual rancangan tersebut.

Seperti halnya perancang busana Lenny Agustin dengan karya barunya yang terinspirasi dari kain tradisional Kalimantan lalu menciptakan potongan busana etnik dengan teknik sulaman motif tenun bertema Borneo off Beat. Motif barunya tersebut sebelumnya sempat dipamerkan dalam ajang Indonesia Fashion Week (IFW) 2015.

Borneo sendiri berarti Kalimantan, sedangkan off beat berati keluar dari jalur. “Sulaman dalam koleksi saya ini dihasilkan oleh para pengrajin yang saya latih bekerja sama dengan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Antam,” ujar Lenny Agustin di sela acara jumpa pers di XXI Lounge, Plaza Senayan, Selasa (30/8/2016).

Walaupun sulaman tersebut menggunakan motif dayak tetapi tekniknya menggunakan teknik dari Swedia. Terobosan seperti ini diharapkan bisa mengangkat kerajinan sulaman Pontianak menembus pasar nasional maupun internasional.

“Sebenarnya saya ada darah Kalimantan juga. Saya selalu tertarik dengan budaya Indonesia. Saya belum pernah mengangkat Kalimantan. Kalo saya mengangkat dari sana mungkin akan sedikit membosankan. Dari itu kita berusaha menemukan yang baru dengan Kalimantan. Juga mengenalkan sulam yang baru, memberi nuansa baru dengan kerajinan sulam tanpa meninggalkan kekhasan mereka. Kalo aslinya di Swedia, sulaman ini tidak digunakan di baju akan tetapi ke selimut,” imbuhnya mengakhiri.

Jika makin banyak seniman Indonesia yang berani berinovasi seperti Leny Agustin, tentu kebudayaan kita makin dikenal banyak orang di mancanegara. Semoga makin banyak anak-anak bangsa yang berkarya dengan bangga mengusung kebudayaan negaranya. (ACS)

0 comments:

Posting Komentar

 
ACS Daily © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top