Theo George Gill, Director Sangkuriang Maritim Hotel Institute

mereka yang lulus dan telah bekerja akan hadirkan pendapatan devisa. (Foto: Istimewa) 

ACS- Walau berangkat dari keluarga yang tidak serba berkecukupan, pria kelahiran Bogor, 2 Desember 1877 ini tidak berkecil hati. Dirinya justru berkarya untuk membawa perubahan dan mengubah para remaja menjadi pahlawan devisa’ dengan mendirikan sekolah Sangkuriang Maritim Hotel Institute di Kota Bogor.

Sosok yang dikenal luas gemar berorganisasi ini menuturkan bahwa LPP Sangkuriang menawarkan para lulusannya peluang bekerja di kapal pesiar dan perhotelan yang memiliki standar gaji yang sangat baik dan saat ini memerlukan ribuan sdm yang terampil dan terlatih. Para lulusan yang bekerja di kapal pesiar adalah pahlawan devisa bagi negara khususnya untuk Kota Bogor.

 “Saya pernah berikan gambaran pada saat wisuda tentang mereka yang lulus dan telah bekerja akan hadirkan pendapatan devisa buat kota bogor. Yang intinya dapat menghadirkan perkembangan ekonomi secara makro,” ungkap sosok yang menjabat sebagai ketua umum di himpunan lembaga latihan seluruh Indonesia dan persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia untuk kota bogor, lebih lanjut.

Bahkan, sosok yang juga aktif sebagai anggota GRANAT ini bersama pemerintah berusaha untuk mengentaskan kemiskinan dengan program pendidikan kecakapan hidup. Dimana warga yang tidak mampu akan dibantu untuk mendapatkan keterampilan serta penyaluran kerja nantinya.

Theo mengatakan bentuk bantuannya berupa sebuah job training dan pekerjaan. “Karena yang saya lihat pemerintah ingin menumbuhkan pola pikir berusaha. Karena itu tidak diberikan ‘kuenya’ namun diberikan ‘peralatan’ untuk membuat kuenya. supaya mereka berusaha membuat kuenya dan mereka bisa menjualnya.”

Disamping itu Theo juga hadirkan program support menarik di Sangkuriang, yaitu, program alumni bantu alumni, para alumni yang sudah naik berlayar akan memberi bantuan lunak kepada alumni lainnya yang terbentur biaya untuk dapat berlayar  “Jadi harapan kita tidak ada lagi yang tidak punya uang akhirnya tidak berangkat ke kapal pesiar. Karena sangkuriang punya system yang bisa membantu seperti itu,”.