Tidak Sekedar Industri Hura-Hura, Pariwisata Pun Kini Dikemas Menjadi Sarana Mendidik Yang Baik. (Foto:Istimewa)

ACS -Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan khususnya di Bogor yang di dapuk sebagai Kota Wisata. Kaya akan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya yang terdiri dari sumberdaya hewani, nabati, gejala serta keunikan alam ataupun keindahan alam di Kota hujan ini, menjadi potensi besar akan peluang bisnis yang sangat menarik dan menjanjikan di sektor pasar wisata.

Salah satu destinasi wisata  yang belakangan ini mulai marak dan digemari banyak kalangan adalah  wisata yang berbasis edukasi dan budaya. Dalam wisata yang dikemas dengan unsur-unsur edukatif ini peserta wisata diharapkan tidak hanya mendapatkan kesenangan saja, namun juga bisa mendapatkan inspirasi ataupun wawasan yang luas atas keindahan alam.

Wisata yang dimaksud bukan kegiatan yang mensyaratkan tempat rekreasi atau hiburan pada umumnya, atau kegiatan wisata yang menonjolkan suasana ke­gem­biraan. Kemasan wisata tersebut lebih menonjolkan unsur pendidikan, yang disebut dengan istilah wisata pendidikan (edu-tourism). Wisata tersebut bertujuan memadukan konsep pendidikan dengan hiburan sehingga wi­satawan merasa nyaman dan ter­hibur ketika berkunjung ke tempat tersebut.

Sejalan dengan itu, pariwisata juga merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan, karena selain sebagai penghasil devisa non-migas juga dipastikan dapat membangkitkan sektor perekonomian masyarakat Kota. Oleh karena itu sasaran pengembangan kepariwisataan Kota Bogor diarahkan kepada peningkatan seluruh potensi pariwisata yang ditinjau dari segala aspek dengan  menonjolkan keindahan alam, seni dan budaya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bogor, Yan Yan Rusmana, S.Sos. menyatakan "PAD kita 30 persennya adalah dari sektor pariwisata, sehingga kita perlu pikirkan bersama-sama untuk dapat memanfaatkan peluang itu dengan berbagai kegiatan,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam pembukaan pameran Seni Rupa ‘BOGOR SEHATI’ di Gedung Kemuning Gading Kota Bogor.

Berbagai kegiatan wisata edukasi hadir dengan kemasan menarik. Mulai dari Wisata alam yang mempunyai perjalanan menarik dengan memanfaatkan sumber daya alam dan tata lingkungan, wisata budaya yang mampu memperkenalkan kultur seni dan budaya dengan cara yang menarik, maupun agrowisata yang obyek wisata utamanya adalah lanskap pertanian, dan banyak lagi lainnya.

Namun disatu sisi, potensi ragam wisata edukasi yang begitu besar tersebut belum dikelola optimal. Meski kunjungan wisatawan setiap tahun meningkat, namun tren kunjungan asal wisatawan tidak pernah berubah. Padahal, pola dan perluasan pasar wisata harus terus meningkat. Terlebih lagi disaat persaingan dalam industri pariwisata telah dirasa semakin ketat dan agresif.

Untuk itu, berbagai macam usaha banyak dilakukan pengelola untuk meningkatkan pengunjung. Mulai dari memberikan harga yang bersaing hingga pengembangan paket wisata yang semakin menarik untuk keluarga, para pelajar maupun acara perusahaan. Tentu saja hal tersebut penting untuk dilakukan, karena  aset pariwisata akan menjadi lokomotif ekonomi masa depan.

Akan tetapi, jika berbicara wisata, biasanya terbersit akan biaya yang mahal dan terkesan hura-hura. Namun perlu diketahui, tidak semua destinasi wisata harus dinikmati dengan biaya mahal, sudah banyak pilihan destinasi wisata yang memberikan harga bersaing dengan bentuk paket yang  berkesan.

Orientasi Bisnis Yang Mengelola Kegiatan Pariwisata Berbasis Lingkungan Dan Budaya

Mengingat unsur budaya di Indonesia yang begitu kental, membuat wisata budaya menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, potensi ini menarik untuk digarap. Kampung Wisata Cinangneng sebagai salah satu konsep agrowisata yang dipadukan dengan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan sebagai objeknya.

Di sebuah tempat wisata bernama Hester Basoeki (HB) Garden Guest House atau akrab dikenal dengan nama Kampoeng Wisata Cinangneng ini, adat istiadat dan kebiasaan masyarakat desa terpelihara dengan baik di tengah serbuan modernisasi. Sebut saja konsep edukatif untuk mengenal wayang kulit, tarian adat sunda, hidangan  kampung, serta ritual bertani dan berkebun.

“Konsep kami mengajak pengunjung berkenalan dengan alam pedesaan. Kehidupan harmoni yang eksotis menjadi daya tarik Kampung Wisata Cinangneng. Ini membuktikan bahwa tradisi dan modernisasi dapat berdampingan dan terpelihara dengan baik,” terang Hester Basoeki, pemilik Kampung Wisata Cinangneng.

Menurut Hester, wisatawan mancanegara misalnya, lebih suka dengan sesuatu pemandangan yang alamiah, asli. Baik lingkungan alam maupun budaya masyarakatnya. Ia sadar apa sesungguhnya kebutuhan mereka ketika melancong di negeri kepulauan ini. “Mereka lebih happy menikmati alam dan lingkungan yang alamiah. Jadi, bukan menikmati pusat-pusat perbelanjaan atau pertokoan yang mewah, sekalipun itu memang perlu juga,” ujarnya.

Prospek pengelolaan Kampoeng Wisata Cinangneng pun terlihat sangat baik dengan tingkat okupansi yang tinggi. Dimulai dari tahun 1995 sebagai guest house kemudian ditahun 2004 dengan jumlah 6 ribu pengunjung, memperkenalkan Tour Poelang Kampoeng Cinangneng dan menjaring 21 ribu pengunjung lebih di tahun 2008. Dan terus mengalami peningkatan yang sangat bagus untuk jumlah wisatawan yang datang berkunjung setiap tahunnya.

Destinasi wisata yang berada di Jalan Babakan Kemang, Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, ini menyediakan paket 1-Hari tanpa menginapdan beberapa pilihan yang bisa disesuaikan dengan ketersediaan waktu dan minat pengunjung. Untuk Paket 1-Hari, ada Paket Program Poelang Kampung Rp 115 ribu / orang, Lalu ada Companion Package Rp.60ribu/ orang, dimana pengunjung bisa berenang dan makan siang. Serta paket “Saya Berasal dari Desa” seharga Rp.75 ribu.

Mengunjungi Kampoeng Wisata Cinangneng adalah mengunjungi potret kesenian tradisional khas Jawa Barat. Tempat wisata di tatar Sunda ini juga memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk menikmati sajian seni tradisional khas Jawa Barat. Mulai dari kerajinan tangan hingga pentas seni tradisional. Bahkan ikut terlibat dalam memainkan musik gamelan. Atau ikut membuat anyaman dari bambu yang merupakan aktivitas harian masyarakat.

Peluang Bisnis Wisata Yang Terintegrasi Dengan Sumber Daya Alam

Senada dengan itu, Taman Wisata Mekarsari (TWM) juga melirik potensi Indonesia sebagai negara agraris yang memiliki lahan pertanian luas. TWM yang dibangun sejak tahun 1991 diatas lahan seluas 264 hektar, menjadikannya sebagai salah satu pusat pertanian keanekaragaman hayati buah - buahan tropis terbesar di dunia yaitu lebih dari 100.000 jenis tanaman buah yang terdiri atas 78 spesies dan 1472 varietas.

Taman wisata yang diresmikan pada tanggal 14 Oktober 1995 oleh Almh. Ibu Tien Soeharto ini Mekarsari menyediakan berbagai paket edukasi yang berkaitan dengan kurikulum sekolah, antara lain : Back to the Green world, Paddy Village, Play and Play, Science and Adventure, dan banyak lagi lainnya. Paket edukasi tersebut mengedepankan program 4 si dalam setiap aspek kegiatannya. Yaitu, Konservasi, Reboisasi, Edukasi, dan Rekreasi.

Public Relations Manager Taman Wisata Mekarsari, Putri Ayu Pratami mengatakan bahwa Melalui beberapa paket wisatanya, para pengunjung berkesempatan meninjau langsung kebun - kebun buah. kegiatan berwisata ini bisa pula dilakukan untuk perusahaan - perusahaan yang akan menyelenggarakan gathering. Dan Taman Wisata Mekarsari menyediakan Event Organizer (EO) untuk melaksanakannya.

“Bagi anak-anak sekolah mulai dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi, Taman Wisata Mekarsari menyediakan berbagai paket edukasi yang berkaitan dengan kurikulum sekolah. Antara lain, Back to the Green world, Paddy Village, Play and Play, Science and Adventure, dan banyak lagi lainnya,” papar Putri.

Melalui beberapa paket wisatanya, para pengunjung berkesempatan meninjau langsung kebun - kebun buah seperti Salak, Belimbing, Abiu, Lengkeng dan lain sebagainya. Bahkan di lokasi greenhouse Melon, para pengunjung dapat langsung merasakan sensasi memetik melon dari pohonnya. Pengunjung juga dapat melihat buah yang jarang ditemui, contohnya Nangkadak, Sawo Raksasa, Biriba dan lain-lain.


0 comments:

Posting Komentar

 
ACS Daily © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top